27 April 2018

8 Mei 1992: Paguyuban Network Indonesia

Pendahuluan

Tulisan ini mencoba menghimpun informasi perihal Paguyuban Network Indonesia, atau juga hanya Paguyuban: asal-usul, mengapa namanya demikian, serta apa saja yang pernah terjadi. Paguyuban ini merupakan sebuah sebuah OTB (Organisasi Tanpa Bentuk) seputar awal 1990an.

Batasan tulisan ini ialah seputar pertemuan 8 Mei 1992; keadaan sebelum pertemuan tersebut, asal-usul istilah "Paguyuban", serta sekilas keadaan setelah pertemuan tersebut. Hampir tidak ada catatan resmi perihal paguyuban ini. Apa lagi, ini terjadi puluhan tahun yang lalu. Karena itu, mungkin tidak pernah akan ada informasi yang lengkap. Dari pada tidak ada sama sekali, berikut ini beberapa catatan yang berhasil dikumpulkan.

PAKTO 1988

Semuanya bermula dari Paket Kebijaksanaan Oktober 1988 atau lebih dikenal dengan PAKTO 88. Berdasarkan PAKTO 88 tersebut, siapa pun dapat mendirikan sebuah bank baru dengan mudah dan murah. Sejarah kemudian mencatat bahwa sepuluh tahun kemudian, sebagian bank-bank baru tersebut (dan juga bank-bank lama) menjadi berantakan pada sebuah peristiwa yang disebut Krisis Moneter (KrisMon) 1997-1998.

Tulisan ini tentunya bukan perihal dunia perbankan. Hanya saja, salah satu efek samping PAKTO 88 ialah keperluan Sumber Daya Manusia Teknologi Informasi (SDM TI) yang luar biasa. Untuk memenuhi keperluan SDM TI tersebut, terjadilah exosdus SDM TI yang ada, termasuk dari instansi pemerintahan dan perguruan tinggi! Terjadilah perjuangan melawan "brain drain" SDM TI yang terjadi pada awal 1990an di instansi pemerintahan dan perguruan tinggi.

Teknologi Informasi Indonesia di Awal 1990an

Pada awal 1990an, perangkat Teknologi Informasi masih didominasi komputer raksasa seperti "MainFrame" dan "SuperMini". Ukuran perangkat komputer raksasa tersebut... ya besar sekali. Setiap perangkat seperti CPU, DISK, CONTROLLER, biasanya sebesar lemari pakaian!

Bentuk fisik LAN (Local Area Network) didominasi kabel koaksial yang rawan sambaran petir! WAN (Wide Area Network) yang banyak menggunakan  teknologi seperti X.25 dan sirkit sewa (leased line) PTP (Point to Point).

Beberapa LAN mulai menggunakan TCP/IP. Umpamanya, LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) menggunakan alamat IP 141.103/16 sejak 10 Juli 1990. Universitas Indonesia memiliki alamat IP 192.41.206/24 sejak 24 Juni 1988 dan 152.118/16 sejak 15 Agustus 1991.

Beberapa pihak mulai bereksperimen dengan link Radio. Radio link LAPAN yang pertama merupakan kerja sama antara LAPAN dan DLR (Deutsches Zentrum fuer Luft-und-Raumfahrt). Kontak DLR ialah Prof. Carl-Herbert Rokitansky. Pihak LAPAN ialah Rakhim Yuba, Joko, Harmono, Purwanto, Hendi dan M. Ichsan. Pemasangan link radio HF oleh Rakhim Yuba, Joko, Kholik, Purwanto. Terdapat link BPPT (Thamrin) - LAPAN (Pemuda) dan BPPT (Thamrin) - LAPAN (Ranca Bungur). Antenna Yagi VHF/UHF di BPPT dipasang oleh M. Ichsan di atap gedung 1 BPPT. Antenna tersebut dipasang paling tinggi di atas tower air dengan antenna oleh pasang Majid, Eko, M. Ichsan dan Edwin Winarno. Tahun 1993/1994, M. Ichsan mengalihkan coax dari lantai 14 ke lantai 20.

Untuk email -- umpamanya di Universitas Indonesia -- dimanfaatkan teknologi "orang miskin" yaitu "UUCP" (Unix to Unix Copy) dengan komunikasi dial-up.

Pengelolaan Teknologi Informasi di Awal 1990an

Berkecimpung dalam dunia Pengelolaan Teknologi Informasi di awal 1990an merupakan sebuah penderitaan! Para pengguna (users) -- terutama yang baru pulang dari luar negeri -- menuntut hal-hal yang seperti "di sana". Di pihak lain, hampir tidak ada bantuan, karena semua pihak "TIDAK TAHU SAMA TIDAK TAHU"!

Saat tersebut merupakan era sebelum "GOOGLE-SANA-GOOGLE-SINI"! WWW baru lepas landas sekitar tahun 1994, serta Google baru muncul tahun 1996! Pada awal tahun 1990an, kontributor TERBESAR untuk dukungan TEKNIS berasal dari sebuah MILIS (Mailing List) yang bernama PAU-MIKRO. Pada awalnya, milis ini merupakan medium komunikasi para staf Pusat Antar Universitas (PAU) Mikro-Elektronika (MIKRO) di Institut Teknologi Bandung. Sebagian besar anggota milis tersebut sedang tugas belajar di luar negeri. Sayang sekali, hingga penulisan ini, belum ditemukan arsip dari milis PAU-MIKRO tersebut.

Hampir semua institusi dapat dikatakan menghadapi permasalahan yang sama. Karena itu, timbullah wacana untuk mengadakan pertemuan untuk membahas bagaimana caranya mengatasi permasalahan bersama. Sayang sekali, tidak ditemukan informasi lebih lanjut bagaimana sampai akhir terjadi pertemuan darat.

Pertemuan 8 Mei 1992

Pada hari Jumat, tanggal 8 Mei 1992 sore, berlangsung sebuah pertemuan informal di ruang rapat gedung A, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia. Kelompok pertemuan ini,  kemudian lebih dikenal dengan nama Paguyuban Network Indonesia.

Pertemuan tersebut dihadiri oleh peserta (namun TIDAK mewakili) dari BPPT (3 peserta), Fakutas Teknik UI (1 peserta), LAPAN (7 peserta), STT TELKOM (3 peserta). Beberapa dari peserta telah almarhum (RIP). Saya TIDAK memiliki daftar lengkap peserta pertemuan tersebut. Umpamanya peserta dari LAPAN: apakah yang hadir pak Harmono atau pak Hendi G? Apakah ada yang ingat?
  • Abdul Muthalib (Fasilkom UI, RIP)
  • Adrianti (LAPAN)
  • Bagio Budiardjo (atau Arman) (?) (Fakultas Teknik UI)
  • Cholik (LAPAN)
  • Imam Sudarwo (BPPT)
  • Firman Siregar (BPPT, RIP)
  • Harmono (atau Hendi Gunawan) (?) (LAPAN)
  • Haydin Syafrudin (Fasilkom UI)
  • Joko (LAPAN)
  • M. Ichsan (LAPAN)
  • M. Sahry Ramadhan (BPPT)
  • Purwanto (LAPAN, RIP)
  • Rahmat M. Samik-Ibrahim (Fasilkom UI)
  • R. Toto Santoso (BPPT)
  • Rakhim Yuba (LAPAN, RIP)
  • [?] (STT Telkom)
  • [?] (STT Telkom)
  • [?] (STT Telkom)

Hasil langsung dari pertemuan Paguyuban tersebut ialah dibukanya:
  • link UUCP antara BPPT dan UI (Salemba)
  • link radio 407 MHz antara UI (Depok) dan LAPAN (Rancabungur - Bogor),
  • serta kemudian disambung link radio 139 MHz antara LAPAN (Rancabungur) dan ITB.
Apa saja yang dibahas pada pertemuan tersebut, dan apa kesepakatannya? Konon, jaringan yang ada pada masing masing institusi saat tersebut umumnya   (kecuali STT Telkom) telah memakai protokol TCP/IP.

Pasca Pertemuan (fixme)

Pertemuan 8 Mei 1992 hanya menghasilkan sesuatu yang tidak resmi (informal) tanpa payung hukum yang jelas. Karena kegiatan tidak resmi,  maka timbullah istilah "Paguyuban". Selanjutnya, istilah "Paguyuban" menjadi identik dengan kerja sama informal antar pelaku Network secara umum, link radio secara khusus.

Epilog (fixme)

Batasan tulisan ini ialah seputar pertemuan 8 Mei 1992; keadaan sebelum pertemuan tersebut, asal-usul istilah "Paguyuban", serta sekilas keadaan setelah pertemuan tersebut. Tentu saja, sama sekali TIDAK mencerminkan seluruh kegiatan seputar jaringan di Indonesia, karena bukan merupakan tujuan tulisan ini. Mungkin perlu dibuat tulisan terpisah yaitu "30 Tahun Jaringan Internet" di Indonesia, atau semacamnya? Silakan saja, dan penulis percaya bahwa banyak pihak lain yang lebih mengetahui dan kompeten dalam topik tersebut.

Rujukan (fixme)

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terimakasih, terutama untuk:
  • Adrianti (1992: LAPAN)
  • Hendi Gunawan (1992: LAPAN)
  • M. Ichsan (1992: LAPAN)
  • M. Sahry Ramadhan (1992: BPPT)
  • R. Toto Santoso (1992: BPPT)
atas masukannya.


DISCLAIMER


This is HOW Me Do IT! Grrr... this blog memo is mainly written for OWN PURPOSES. This post is based on "Google Here, There, and Everywhere". Whether this is PLAGIARY or RESEARCH, there has never been a claim that this is an original work, nor is it necessarily the best solution, and not for Scopus consumption :). Please provide feedback, especially if you have alternative explanations. Hopefully, this note will be helpful in the future when you have forgotten how to solve this trivia problem.


DISKLAIMER


INIlah yang KUlakukan! Grrr... memo blog ini terutama ditulis untuk KEPERLUAN SENDIRI. Tulisan ini berbasis "Google Sana, Google Sini, Coba Itu, Coba Ini, Lalu Tanya-tanyi". Entah ini PLAGIAT, entah ini RISET, yang jelas tidak pernah ada klaim bahwa ini merupakan karya asli, serta belum tentu pula merupakan solusi terbaik, serta bukan untuk konsumsi Scopus :). Mohon kiranya memberikan tanggapan, terutama jika memiliki solusi alternatif. Semoga catatan ini akan bermanfaat di masa mendatang, saat sudah lupa cara menyelesaikan masalah trivia ini.

This is the Way!